FOMO Adalah: Definisi, Dampak, dan Tips Mengatasinya
| |Pernah dengar soal FOMO? FOMO adalah akronim yang familiar di zaman now, di mana lo jadi cemas karena merasa ketinggalan sesuatu. Ketinggalan dari segi apa, nih, maksudnya? Yuk, simak lebih lanjut apa, sih, FOMO itu, kenapa hal ini bisa muncul, dan apa saja dampaknya!
Apa Itu FOMO?
FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, adalah rasa cemas atau takut ketinggalan mengalami interaksi sosial, tren terbaru, atau kesempatan seru yang sedang terjadi di sekitar lo.
Misalnya, nih, lo melihat teman-teman lo posting di media sosial saat sedang ngumpul di coffee shop terbaru, sementara lo cuma di rumah saja. Lalu, lo merasa cemas karena takut kalah ngetren, dan mungkin merasa marah sama teman-teman lo. Nah, itu yang disebut FOMO.
Fun fact, nih, rasa FOMO ini diciptakan oleh bagian otak lo yang bernama amygdala.[1] Amygdala ini berperan memberikan rasa waspada saat terjadi hal yang bisa mengancam eksistensi atau kehidupan lo.
Dengan kata lain, otak lo merasa bahwa ketinggalan tren terbaru itu adalah hal yang mengancam kehidupan lo. Makanya, lo jadi merasa cemas dan panik.
Penyebab FOMO
Mungkin awalnya lo merasa baik-baik saja saat nggak mengikuti tren terbaru. Tapi, lama-lama kok, jadi gatel pengen join the trend, ya?
Memang, FOMO itu bisa tahu-tahu datang, tanpa lo sendiri sadari. Kenapa, sih, lo bisa kena FOMO?
Ternyata, salah satu penyebab terbesarnya adalah penggunaan smartphone dan media sosial. Saat lo lihat temen-temen lo posting foto-foto seru mereka, secara nggak langsung, lo bisa merasa kurang puas dengan kehidupan lo sendiri. Padahal, yang orang lain posting sering kali adalah hal yang bagus-bagusnya saja.
Selain itu, perbandingan diri juga jadi pemicu FOMO. Saat lo sering membandingkan pencapaian atau gaya hidup lo dengan orang lain, ada potensi timbul perasaan kurang percaya diri. Akibatnya, lo merasa harus selalu ‘mengejar’ dan nggak boleh ketinggalan dari mereka.
Dampak FOMO
Ciri-ciri FOMO yang paling utama adalah munculnya rasa khawatir, takut, serta berkurangnya rasa percaya diri. Tapi, dampaknya tidak sampai situ saja. Perasaan tersebut bisa menjalar ke berbagai aspek lainnya dalam hidup, yaitu:
1. Gangguan Tidur
Nggak sedikit orang yang kerap merasa FOMO main media sosial hingga larut malam. Jika diabaikan, kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia.[2]
Insomnia tentu akan mengurangi waktu tidur, dan kemudian menurunkan kualitas tidur. Padahal, kualitas tidur yang buruk merupakan awal dari berbagai masalah fisik, seperti menurunnya fokus, melemahnya daya tahan tubuh, hingga penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
2. Menurunnya Prestasi Akademik
Nggak hanya menimbulkan masalah fisik, kalau nggak lo regulasi dengan tepat, FOMO juga bisa berdampak pada nilai-nilai lo di sekolah atau kampus.
Saat ini, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa media sosial dapat mengurangi kemampuan fokus penggunanya.[3] Hal inilah yang membuat banyak orang kesulitan untuk mencerna materi, sehingga nilai-nilainya jadi turun. Lebih parah lagi kalau lo bermain ponsel di sela-sela pelajaran.
3. Social Anxiety
Tak hanya mempengaruhi fisik dan nilai pelajaran, FOMO juga bisa berdampak buruk pada kemampuan lo bersosialisasi. Pasalnya, FOMO dapat merembet pada social anxiety alias kecemasan sosial.
Hal ini bisa terjadi jika lo mulai merasa takut di-judge karena tidak mengikuti tren atau informasi terbaru.[4] Akibatnya, lama kelamaan lo merasa cemas, bahkan ogah bersosialisasi lagi.
4. Depresi
Salah satu bahaya FOMO yang paling parah adalah depresi. Saat depresi, lo akan merasa tidak punya gairah untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti sekolah atau kuliah, bermain dengan teman, atau melakukan hobi yang selalu lo sukai. Bahkan, depresi bisa menimbulkan pikiran buruk yang tidak berdasar.
Cara Mengatasi FOMO
Merasa memiliki ciri-ciri FOMO di atas dan ingin berubah? Bisa banget! Lo bisa praktikkan cara-cara berikut:
1. Membatasi Penggunaan Media Sosial
Tentu saja, langkah utama untuk mengatasi FOMO adalah dengan membatasi waktu online lo. Kalau merasa sudah terlalu lama scrolling feed media sosial, lo bisa segera berhenti, dan fokus melakukan hal di dunia nyata.
Bila perlu, lo bisa memasang aplikasi alarm yang dapat memberitahu waktu screen time lo. Lo bisa atur batas penggunaan media sosial dalam sehari dan meminta aplikasi untuk mengingatkan. Tapi harus disiplin, ya!
2. Praktikkan JOMO
JOMO, alias Joy of Missing Out, adalah lawan dari FOMO. JOMO merujuk pada perasaan tenang atau penerimaan ketika lo melewatkan sesuatu. Ingat, lo nggak harus ikutan semua acara atau tren untuk bahagia. Kalau berhasil melakukan ini, ada kepuasan tersendiri saat lo bisa menentukan sendiri apa yang lo inginkan tanpa terpengaruh oleh orang lain.
Untuk melatih JOMO memang nggak instan, tapi sangat simpel. Lo bisa mulai dengan aktif memperhatikan hal sekitar dan pikiran lo sendiri. Caranya adalah dengan meditasi, journaling, atau sekedar jalan-jalan singkat tanpa membawa ponsel. Selain itu, upayakan agar lo nggak melakukan pekerjaan multitasking.
3. Temukan Keseimbangan
Dalam porsi kecil, FOMO sebetulnya bisa menjadi motivasi lo untuk meraih hal yang memuaskan. Tapi, lo harus bisa membedakan antara ketinggalan sesuatu dan rasa takut ketinggalan sesuatu. Dari situ, baru lo bisa tentukan langkah lo selanjutnya.
Intinya, FOMO adalah hal yang dapat merugikan kalau lo nggak bisa meregulasinya dengan baik. Ingat, lo tetap bisa bahagia meski tidak up to date. Jadi, temukan kesimbangan lo dan nikmati setiap momen dalam hidup!