• No products in the cart.
Welcome
Advertising is the way great brands get to be great brands.
We Are Awesome Folow Us

NEW: Kahf Sunscreen Stick & Sunscreen Moisturizer

NEW: Kahf Sunscreen Stick & Sunscreen Moisturizer

  • No products in the cart.

Blog

Pria yang mengepalkan tinju

Akhir-akhir ini, istilah “toxic masculinity semakin sering terdengar dalam berbagai artikel dan percakapan di media sosial. Sebagai seorang pria, tentu penting bagi lo untuk memahami konsep ini secara mendalam agar bisa menghindarinya. Maka dari itu, mari bahas tentang toxic masculinity secara tuntas.

Toxic Masculinity: Arti, Penyebab, dan Ciri-cirinya

Pria yang menutupi seluruh wajahnya“Pria sejati, tuh, nggak boleh nangis”

“Jangan kayak cewek, lah”

Pernahkah menerima pernyataan seperti itu? Atau, justru lo yang sering ngomong begini? Perlu lo tahu bahwa itu adalah contoh toxic masculinity.

Toxic masculinity adalah suatu fenomena di mana para pria dituntut untuk terlihat kuat, dominan, serta tidak memperlihatkan perasaannya. Hal ini dapat memicu sikap represif, agresif, bahkan tindakan kekerasan demi menghindari kesan rapuh atau lemah.

Penyebab toxic masculinity umumnya bermula dari norma dan struktur sosial yang berlaku. Ini karena di beberapa budaya, termasuk Indonesia, pria cenderung menerima tekanan untuk memimpin dan mengontrol segala situasi dengan sempurna. Nah, hal inilah yang bisa memicu perilaku toxic.

Pada umumnya, orang dengan toxic masculinity memiliki ciri-ciri enggan memperlihatkan perasaannya. Hal ini dilakukan demi mempertahankan kesan stabil dan memegang kendali. 

Selain itu, ada beberapa ciri toxic masculinity lainnya, seperti:

  • Sering mengkritik atau mengejek pria lain yang menunjukkan perasaannya dengan sebutan “lemah” ataupun “tidak seperti pria”.
  • Bersikap agresif, kasar dan terlalu kompetitif demi menampilkan kesan superior.
  • Tidak suka dikaitkan dengan hal-hal yang dianggap feminin dan sering mengejek orang lain dengan membandingkannya dengan wanita.

Toxic masculinity juga sering muncul dalam bentuk sifat seksis, misalnya melihat wanita sebagai objek yang inferior atau bersikap over control dalam hubungan asmara.

Dampak Toxic Masculinity pada Kesehatan Mental dan Fisik

Sikap toxic masculinity tidak hanya mengancam hubungan sosial, namun juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan mental dan fisik, seperti:

1. Cemas dan Depresi

Pria yang mengalami stresMustahil rasanya menjalani hidup tanpa merasakan perasaan negatif seperti sedih, takut, atau malu. Namun, pada orang dengan toxic masculinity, perasaan-perasaan negatif tersebut dipaksa ‘bersembunyi’ demi memperlihatkan kesan kuat. Upaya yang tidak realistis ini rentan memicu rasa cemas dan depresi yang kronis karena lo nggak bisa mengekspresikan perasaan.

2. Kurang Percaya Diri dan Merasa Tidak Kompeten

Pria muda menutup wajah dengan tanganToxic masculinity memiliki keterkaitan erat dengan keinginan untuk membuktikan kejantanan. Jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, orang dengan toxic masculinity berpotensi memberi cap buruk pada dirinya sendiri. Dampak dari hal ini adalah turunnya kepercayaan diri serta merasa tidak kompeten.

3. Kesepian

Pria merenung menatap jendelaToxic masculinity kerap menghalangi para pria untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan suportif, karena khawatir terlihat lemah. Hal ini bisa mendorong terjadinya isolasi sosial, alias perilaku membatasi diri, yang dapat berujung pada rasa kesepian yang parah.

4. Mengabaikan Masalah Kesehatan

Pria dengan sikap toxic masculinity seringkali enggan mencari bantuan profesional atau berbagi masalah dengan orang terdekat ketika mengalami kesulitan, karena tindakan ini kerap dianggap sebagai tanda kelemahan dan kegagalan. Hal ini tentu berpotensi memengaruhi kualitas hidup mereka di jangka panjang.

5. Menunjukkan Perilaku Berisiko Tinggi

Pria dengan toxic masculinity sering kali terlibat dalam perilaku berisiko tinggi seperti mengemudi ugal-ugalan, mengonsumsi zat adiktif, atau berperilaku FOMO (Fear of Missing Out). Tindakan ini kerap dilakukan sebagai upaya untuk membuktikan kejantanan atau untuk menyalurkan emosi negatif yang terpendam.

6. Potensi Mengalami Gangguan Tidur

Untuk membuktikan kekuatannya, pria dengan toxic masculinity memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang mendisrupsi pola tidur, misalnya begadang atau berpesta semalaman. Jika terjadi terus-menerus, hal ini bisa memicu gangguan tidur, melemahnya sistem imun, dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

7. Gangguan Kesehatan akibat Stres

Adanya tekanan dari lingkungan sekitar untuk selalu tampil maskulin dapat memicu stres kronis pada pria dengan toxic masculinity. Hal ini dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan yang dipicu oleh stres, seperti hipertensi, gangguan jantung, hingga diabetes dan kanker.

Cara Mengatasi dan Menetralkan Toxic Masculinity

Pria berbaju cokelat tersenyum dengan background batu bataTidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dan mengubah sikap toxic masculinity. Caranya adalah dengan membiasakan diri lo mengekspresikan perasaan dan tidak ragu mencari pertolongan sebagai salah satu cara merilis perasaan stres.

Selain itu, lo juga bisa bersikap ala sigma male. Dengan menerapkan prinsip ini, lo bisa melihat orang lain, baik pria maupun wanita, sebagai sosok yang setara.

Nah, lo tahu, nggak, siapa sosok teladan yang menerapkan prinsip-prinsip “healthy masculinity”? Jawabannya Nabi Muhammad SAW.

Dalam perilaku sehari-hari, Rasulullah saw. selalu memperlakukan setiap individu, baik pria atau wanita, sebagai sosok yang setara. Beliau memperlakukan orang lain dengan lembut dan kerendahan hati. Bahkan, tidak jarang Rasulullah saw. juga mengekspresikan perasaannya di hadapan orang lain.

Kalau lo tertarik menghilangkan sikap toxic masculinity sesuai dengan ajaran Islam, maka lo wajib mengikuti event Kahf Forward 2024 #LangkahBerdampak..

Di event bertema ‘Make Muslim Great Again’ ini, lo akan dipandu untuk mengelola kesehatan mental dan fisik yang selaras dengan prinsip healthy masculinity ala Rasulullah SAW. Selain itu, lo juga akan mempelajari gaya hidup positif di era modern yang tetap sejalan dengan tuntunan Islam.

Event ini akan berlangsung pada 27-29 September 2024 di Arena Indonesia GBK. Yuk, kosongkan jadwal lo dan bersiap menjadi sosok baru yang memiliki sikap maskulinitas sehat seperti Rasulullah saw!

Comments ( 0 )

Write a Comment

LEAVE A COMMENT

X